Kuota Sertifikasi Guru Jatim Tertinggi
SURABAYA - Untuk kuota sertifikasi guru dalam jabatan tahun ini, Jatim dijatah 35.029 orang. Tahun lalu, kuotanya 31.399 orang. Dengan begitu, ada peningkatan sebanyak 3.630 orang. Dibanding provinsi lain di Indonesia, jatah Jatim jauh lebih banyak. Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jatim Heru Muljanto mengatakan bahwa pihaknya sudah membagi kuota itu pada 38 dinas pendidikan kota/kabupaten se-Jatim. "Tiap daerah mendapatkan jatah sertifikasi guru sesuai dengan rumus yang ada," ujarnya ketika ditemui Jawa Pos di ruang kerjanya kemarin (3/3). Sayang, Heru masih enggan merinci kuota tiap daerah. Dalihnya, hingga kini pihaknya masih menunggu laporan dari dinas pendidikan kota/kabupaten. "Sekarang kami menunggu laporan kuota tiap daerah berdasar jenjang pendidikan, mulai TK hingga SMA/SMK," terangnya.Menurut Heru, untuk pelaksanaan sertifikasi kuota 2009, ada prioritas tertentu. Yakni, mengutamakan para guru yang belum menempuh D-IV dan S-1 yang sudah berusia 50 tahun dengan masa tugas mencapai 20 tahun atau lebih. Kebijakan itu tidak terlepas dari penghargaan atas pengabdian guru. "Bisa jadi, mereka merupakan lulusan SPG (sekolah pendidikan guru, Red). Selain itu, sulit bagi guru dengan usia lebih dari 50 tahun untuk melanjutkan pendidikan hingga S-1. Jadi, kami memberikan kesempatan yang sama," paparnya.Prioritas selanjutnya, guru yang sudah mengantongi ijazah S-1 dan memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK). Sebab, sampai saat ini masih belum semua pendidik dan tenaga kependidikan di Jatim memiliki NUPTK. Padahal, dengan memiliki nomor tersebut, pencairan tunjangan profesi pendidik (TPP) bisa lebih mudah. "Belum semua guru memiliki NUPTK itu bisa jadi disebabkan sedang diproses maupun terjadi kesalahan data sehingga perlu perbaikan lebih lanjut," imbuhnya.Heru menambahkan, kuota sertifikasi tahun ini juga diperuntukkan pengawas. Sedikitnya, terdapat 3 ribu pengawas di Jatim. Pada kuota tahun sebelumnya, tidak ada jatah untuk pengawas. (res/hud)
( Jawa Pos - maret 2009)
